Wrote by PrettyAngelia
Guys,
kesulitan mencari novel Bintang dan Cahayanya di toko buku? Tenang aja, kamu masih bisa beli Bintang dan
Cahayanya di toko buku online. Harganya juga didiskon lho :D.
Di bawah ini daftar toko online yang menjual novel
Bintang dan Cahayanya.
1.
Gramediana
2. Juarabuku
3.
Bukabuku
4.
Bukukita
KutukutubukuAyo, diserbu ^^/
Wrote by PrettyAngelia
Assalammu’alaikum, Guys.
Saya
kembali nulis review film. Kali ini genre-nya thriller berbau sci-fi. Film ini
tayang pas tahun 2004. Saya tahu film ini dari buku pskilogi abnormal yang saya
baca beberapa waktu lalu.
Okay ini informasi singkat tentang The
Butterfly Effect:
Ratimg IMDB: 7,7
Sutradara: Eric Bress, J. Mackye
Gruber
Pemain : Ashton Kutcher, Amy Smart,
Melora Walters
![]() |
| santabanta.com |
Film ini mengisahkan tentang seorang anak bernama Evan
yang sering mengalami hilang kesadaran sementara dalam beberapa kejadian.
Misalnya, Evan tidak ingat kenapa ia menggambar seorang pria yang membunuh dua
orang pria, dan membuat seisi kelas termasuk gurunya takut padanya. Evan tidak
ingat kenapa ia menggenggam sebuah pisau dan ibunya kaget setengah mati saat
melihatnya. Evan juga tidak ingat apa yang terjadi setelah ia dan
teman-temannya menyimpan sebuah dinamit pada rumah wanita yang memiliki bayi.
Evan tidak ingat mengapa ayahnya mencekiknya saat ia mengunjunginya yang sedang
dirawat di rumah sakit jiwa.
Akhirnya
karena terjadi masalah terus, ibu Evan pun memutuskan pindah rumah dan membawa
Evan bersamanya. Evan pun sedih
karena harus berpisah sama gadis yang disukainya, Kelly.
Evan
bisa hidup sampai ke jenjang kuliah, tanpa mengalami kehilangan kesadaran lagi.
Namun saat ia membaca buku hariannya, ia tiba-tiba terlempar ke masa lalu
sesuai dengan kejadian yang ditulis di buku harian itu. Sedikit demi sedikit
Evan jadi tahu apa yang terjadi saat ia mengalami hilang kesadaran waktu dulu.
Namun
ternyata tidak hanya itu. Evan yang dapat kembali ke masa lalu juga dapat
mengubah masa depan. Maka dari itu ia pun berulang kali membaca buku hariannya
pada bagian-bagian yang ia rasa perlu diubah. Sayangnya meski ia dapat mengubah
masa lalu, ia tidak bisa mencegah terjadinya hal buruk yang mengintainya juga.
Ia berkali-kali gagal mengubah masa lalunya ke arah yang lebih baik. Salah
satunya akhirnya ia tahu bahwa wanita dan bayi yang rumahnya ia simpan dinamit
telah tewas, Evan pun ingin mengubahnya. Saat si wanita akan membuka kotak
surat yang disimpan dinamit di dalamnya, Evan pun menyelamatkannya. Namun
setelahnya Evan malah kehilangan tangan. Ia juga tidak menyangka jika gadis
yang disukainya, Kelly, malah pacaran dengan temannya sendiri, yang bernama
Lenny.
Evan
pun sadar ia memang bisa mengubah masa lalu, namun tidak sepenuhnya masa depan
terjadi sesuai dengan keinginannya. Ia memang punya satu misi, yaitu bisa
bersama terus dengan Kelly. Akhirnya Evan pun memutuskan hal yang berat, tapi
harus ia lakukan agar dunianya tidak berubah jadi kacau.
Film
ini punya plot yang loncat-loncat, tapi tidak akan membuat penonton pusing
karena saling berkesinambungan satu sama lain. Ceritanya agak 'ajaib',
tapi disitulah yang menarik. Endingnya cukup lumayan mengejutkan, ternyata Evan
bisa bersikap dewasa juga. Film ini mengajarkan pada kita meski kita sudah
berusaha, tapi kadang kita juga harus menerima bahwa kenyataan tidak melulu
berpihak pada kita.
Wrote by PrettyAngelia
Assalammu’alaikum, Guys.
Saya
kembali mereview film yang baru saya tonton liburan Lebaran kemarin. Pada
dasarnya saya memang suka film Bollywood, harus saya akui meski kadang
ceritanya drama banget, tapi tetep ngena di hati :’).
Film
Black ini keluar tahun 2005. Saya tahu film ini karena yang nggak sengaja nemu
di IMDB. Ratingnya cukup tinggi, 8 ke atas. Pas saya nonton filmnya, saya pun
merasa nggak heran kenapa filmnya dapet rating bagus, ternyata ceritanya juga
bagus.
![]() |
| http://www.filmapia.com/ |
Ini info tentang film Black:
IMDB Rating: 8,3
Sutradara : Sanjay Leela Bansali
Pemain : Amitabh Bachchan, Rani
Mukerji, Shernaz Patel
Jadi, film ini mengisahkan tentang Michelle, si anak bisu, tuli, dan
buta. Bagi Michelle dunia itu cuma satu, yaitu hitam. Orangtuanya kesulitan mengurus dia seperti anak normal lainnya. Ayahnya
seorang yang sibuk bekerja, mereka sebenarnya keluarga kaya. Namun Michelle
diurus sendiri oleh ibunya, kadang dibantu oleh PRT, tapi itu juga tidak banyak
menolong.
Michelle
kecil tumbuh jadi anak yang nakal. Kalau lagi makan dia nggak bisa diam. Malah
berkeliling meja makan yang panjang dan ngambil makanan orang-orang yang sedang
makan juga di sana. Pernah dia juga nggak sengaja menjatuhkan lilin yang ada di
meja makan, dan lilinnya pun membakar taplak sampai menimbulkan api besar.
Michelle
semakin lama menjadi semakin nggak kekontrol. Akhirnya orangtuanya pun
memanggil seorang guru yang dapat mengajari Michelle, setidaknya menjadikan Michelle
bisa hidup secara normal. Namanya Pak Sahai, dia adalah lelaki yang galak,
terus pemabuk. Dia adalah mantan guru di sebuah sekolah, namun sepertinya ia
tidak mengajar lagi di sekolah itu. Atau sekolahnya yang memang sudah bubar.
Pertama
kali tiba di rumah Michelle, Pak Sahai langsung kesal melihat Michelle di
bajunya digantungi sebuah lonceng. Hal ini menurut orangtuanya dilakukan agar
mereka tahu Michelle berada di mana, sehingga mereka nggak kehilangan jejak.
Pak Sahai pun membuang lonceng itu dan mengatakan tidak sepantasnya Michelle
diberi tanda seperti binatang. Setelah mempelajari perilaku Michelle, Pak Sahai
paham Michelle memang buta, tuli, dan bisu, namun otaknya berjalan seperti
orang pada umumnya. Ia hanya perlu didisiplinkan.
Pas
saya nonton film ini saya jadi ingat novel Tere Liye yang judulnya Moga Bunda
Disayang Allah, ceritanya nyaris mirip. Cuma pas lihat tanggal lirisnya, sudah
pasti Bang Tere nulis novel itu terinspirasi dari film ini.
Akhirnya
Michelle pun bisa berkomunikasi, hidupnya pun lebih teratur. Ia jadi mengerti
benda-benda dan bisa berkomunikasi pakai bahasa isyarat dengan orang-orang terdekatnya. Michelle juga nggak malu untuk tampil di depan umum.
Sampai Michelle
berumur kepala dua, ia masuk kuliah umum dan Pak Sahai bersedia mendampingi
agar Michelle bisa dengan mudah menangkap apa yang diajarkan dosennya.
Sayangnya Michelle memang tidak mudah mengikuti pembelajaran di sana, selama
dua tahun berturut-turut ia gagal lulus di semua mata pelajaran dan harus
mengulang di tahun berikutnya.
Yang
lebih membuat miris, pas Pak Sahai yang semakin tua mulai terlihat memiliki
Alzheimer. Pak Sahai lalu memutuskan pergi dari hidup Michelle. Dari sana Michelle pun terus mencari Pak Sahai. Ending-nya nggak sampai disitu kok, masih panjang dari yang saya ceritakan. Saya cerita segini aja biar nggak terlalu spoiler hoho.
Film
ini sedih sih, walau saya nggak nangis, mungkin karena saya nontonnya lagi
kekenyangan habis makan besar :’D. Terus nggak ada joget-joget ala India dan
nyanyi yang lama. Jarang banget ketemu guru kayak Pak Sahai, yang bersedia
mendampingi muridnya hingga jenjang kuliah. Pak Sahai memang sangat berjasa
sekali mengubah hidup Michelle.
Wrote by PrettyAngelia
Assalammu’alaikum,
Guys.
Kali ini saya mau bahas tentang Slam
Dunk dan Kuroko no Basuke. Dua-duanya anime favorit saya, meski begitu untuk
saat ini saya memang lebih menyukai Kurobas dibandingkan Slam Dunk. Hal ini
karena masanya aja sih, yang lagi kekinian kan Kurobas. Animenya baru aja
tamat, saya sedih ;’(, tapi endingnya indah jadi berkesan banget buat saya :D.
![]() |
| Kurobas season 3 episode 25 |
Dua anime ini punya satu kesamaan,
sama-sama punya tema olahraga basket. Jujur aja, di kehidupan nyata saya payah
banget main basketnya. Pernah dribel nyaris menggelinding :’D, nonton
pertandingan basket nyata juga saya nggak begitu suka haha.
Tapi nggak tahu kenapa saya suka
nonton anime berbau basket. Ini gara-gara sahabat saya, Uci-chan yang ngenali
saya sama anime Slam Dunk. Saya jadi ketagihan. Waktu itu dalam waktu beberapa
hari saya ngabisin maraton anime yang kocak itu. Emang sih animenya laki banget
(saya emang lebih suka anime buat cowok ketimbang yang cewek hoho), cuma
humornya itu nggak ada matinya deh. Apalagi pas Hanamichi udah berulah, terus
si Rukawa yang cool itu ngeladenin ulahnya, terus ngebuat si Akagi tambah
ngamuk haha.
![]() |
| Hanamichi dan Rukawa rebutan nge-dunk XD |
Slam Dunk sampai sekarang masih
masuk sebagai manga yang penjualannya cukup tinggi yang pernah diterbitkan Shonen
Jump. Meski banyak yang kecewa sama endingnya yang terlalu realistis (termasuk
saya), tapi mau bagaimana lagi, memang ceritanya realis banget, kan? Di situlah
keunikannya Slam Dunk. Saking realistisnya banyak yang memohon sama Takehiko
Inoue supaya ngebuat sekuelnya, tapi sayangnya sampai sekarang dia nggak
mengiyakan.
Slam Dunk menceritakan Hanamichi
Sakuragi, cowok berandalan yang hobi berantem, tiba-tiba memutuskan masuk ke
klub basket di sekolahnya karena seorang cewek yang dia suka, namanya Akagi
Haruko. Hanamichi ini nggak punya kemampuan main basket. Tapi perkembangannya
cepat banget. Yang paling kocak itu pas awal-awal ikut tanding basket, doi
sering dikeluarin di tengah pertandingan karena dapet foul 5 kali haha. Soalnya Hanamichi ini memang
masih kurang pengalaman main basket.
Sekarang beralih ke Kurobas
sebentar. Saya tahu Kurobas dari forum anime yang sering saya kunjungin, mereka
banyak merekomendasikan. Akhirnya saya simpan file-nya dalam laptop, nyaris enam bulan saya diamkan karena belum
tertarik banget buat nonton. Terus saya iseng beli dua komik Kurobas yang
diterbitkan sama M&C. Baca jilid pertama dan kedua langsung membuat saya
ketagihan, saya pun akhirnya nonton maraton anime-nya dan saya jadi nyesel
kenapa dulu diemin anime itu selama nyaris setengah tahun. Plotnya bagus, meski
humornya nggak sekocak Slam Dunk, banyak perbedaan antara Slam Dunk dan Kurobas
yang membuat saya tetap penasaran sama Kurobas.
Sebenarnya pas ngeliat Kurobas ada
jurus-jurus kayak Naruto saya ketawa. Tapi akhirnya saya bisa menerima bagian
itu sebagai difernsiasi dari manga-manga berbau basket yang lain. Yang saya
suka dari Kurobas lagi ceritanya yang lebih drama dan persahabatannya yang
kuat. Kalau di Slam Dunk tim pebasketnya adalah kumpulan orang-orang yang
berusaha menepiskan ego mereka saat bertanding basket, kalau di Kurobas ikatan
mereka lebih kerasa. Pas Kuroko ditinggalin karena kemampuannya nggak
diperlukan lagi sama teman-temannya yang disebut Kiseki no Sedai, itu ngenes banget lho :’D.
Saya suka juga sama artwork-nya Fujimaki Tadatoshi yang
ngebuat para ikemen (cowok-cowok
ganteng) bertebaran di Kurobas.
Di Slam Dunk saya suka sama Kaede
Rukawa. Karakternya meski digambarkan sempurna pas main basket (sering biking
Hanamichi ngiri), tapi dia juga punya kelemahan yang sering bikin saya ketawa.
Doi kadang suka ketiduran sambil bersepeda dan sepedanya jatoh deh XD.
Kalau di Kurobas saya demen banget
sama Akashi Seijuurou. Karakter ini baru muncul di Kurobas di chapter ratusan (lupa
dichapter berapa). Awal-awal nggak ada yang merhatiin. Namun sekali muncul
langsung ngelibas Kuroko Tetsuya, nempatin nomor satu polling karakter favorit
di Jepang sana. Karakternya unik. Punya dua kepribadian yang berbeda. Akashi
ini memang hebat di segala bidang (kecuali ngelawak) dan dia juga nggak pernah
ngelakuin hal konyol. Tapi yang saya nggak nyangka, ternyata Akashi lebih
gentle dibandingkan Kuroko (Coba baca manga Kurobas Replace Plus). Apalagi yang
jadi pengisi suaranya juga seiyuu
favorit saya sepanjang masa, Kamiya Hiroshi (Levi Ackerman-Attack On Titan,
Yato-Noragami, Minamoto Kouji-Digimon Frontier), ke-kerenannya semakin
bertambah 0////0.
Memang banyak yang membandingkan
Slam Dunk dan Kurobas ini. Banyak yang bilang dari segi cerita masih bagusan
Slam Dunk (penjualan manga jauh lebih tinggi Slam Dunk sih, tapi bisa jadi
Kurobas juga nanti nyusul). Tapi karena saya suka dua-duanya, saya sih nikmatin
aja tanpa harus ngelihat mana yang lebih bagus ceritanya. Dua-duanya punya
tempat spesial di hati saya #halah.
Jadi, buat kamu yang suka main
basket atau manga berbau basket, kamu nggak gaul kalau belum nonton Slam Dunk
sama Kurobas, soalnya saya aja yang nggak bisa dan nggak tertarik sama basket
suka nonton dua anime keren itu :3.
Wrote by PrettyAngelia












