Sunday, 31 December 2017

Karena Mama, Aku Menulis


Mama adalah sosok yang paling berjasa di dalam hidupku. Kalau aku ingat lagi, Mama-lah orang pertama yang membuatku mencintai buku. Waktu kecil aku sering dibelikan buku anak-anak bagus penuh warna dan gambar menarik yang sering kubaca ulang. Tidak mengherankan umur 4 tahun aku sudah lancar membaca. Dan sekarang pekerjaan utamaku tidak jauh dari dunia buku, yaitu penulis.
            Aku sebenarnya tidak pernah kepikiran untuk menjadi penulis. Aku memang perempuan yang tidak banyak bicara. Lebih senang mengutarakan pendapatku melalui tulisan. Bicaraku yang pendek akan menjadi panjang ketika kutuliskan. Waktu itu aku masih pemula sekali, tapi aku tetap punya niat memiliki novel yang kutuliskan sendiri. Akhirnya aku menuliskan cerita yang terinspirasi dari Mama. Awalnya tidak mudah, naskah itu ditolak di mana-mana dan harus kurevisi berkali-kali. Sampai akhirnya pada tahun 2014, novel tersebut diterbitkan di salah satu penerbit mayor ternama dan dijual di toko buku seluruh Indonesia.
Novel pertama yang terinspirasi dari Mama
            Novel itu mengisahkan tentang kehidupan Mama bersama anak autis-hiperaktifnya. Ya, adikku yang paling bungsu adalah seorang autis. Pola hidupnya terstruktur rapi, jika dikacaukan ia akan ngamuk sepanjang hari. Adikku tidak mengikuti pendidikan formal. Dulu, Mama pernah memasukannya ke TK yang ada di dekat rumah, tapi tetap saja yang kalang-kabut adalah Mama karena adikku tidak bisa diam. Murid-murid lain sudah berada di dalam kelas, tapi adikku akan main di luar sembari memakan snack kesukaannya. Berlarian ke sana-kemari tanpa merasa kelelahan. Mungkin karena tidak terbiasa menghadapi anak autis, guru-guru di sana tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.


            Namun Mama dengan sabar meladeni adikku. Kalau adikku berlari, Mama akan ikut berlari; mengawasinya agar tidak terjatuh. Kalau adikku sedang diam, Mama akan duduk di sampingnya; mengajaknya bercanda. Adikku tidak pernah ditinggalkan sendirian. Baik di luar, maupun di rumah. Padahal adikku itu sering membuatnya pusing. Adikku juga senang bernyanyi dengan suara yang lantang jika dibawa jalan-jalan keluar dan hal itu membuatnya dilihat banyak orang. Namun Mama tetap berjalan di samping adikku, tanpa punya niat untuk kabur. Berjalan tegak ke depan dan melihat balik orang-orang itu sampai mereka tidak memperhatikan lagi. Kadang aku terheran-heran dibuatnya, bagaimana bisa ada wanita setegar itu?  Kalau aku yang berada di posisi Mama, aku tidak yakin bisa seperti dirinya.
Semua kisah di atas kutuliskan di novel tersebut. 
           Kalau ketegaran itu tidak ada, mungkin aku tidak akan bisa menyelesaikan novelnya. Mungkin selamanya aku tidak akan pernah menjadi penulis. Setahun setelah novel itu terbit, aku pergi ke Korea Selatan karena mendapatkan hadiah dari lomba menulis yang aku ikuti. Aku masih ingat bagaimana wajah bahagia Mama ketika kukabari hal itu. Mama ingin ikut juga. Andai saja hadiahnya untuk dua orang, pasti aku akan memilih Mama untuk menemani perjalananku.
            Mama mulai heboh ke para tetangga, bahwa anaknya pergi keluar negeri dari menang lomba menulis. Mungkin bagi banyak orang yang kesal dan merasa apa yang Mama lakukan itu berlebihan, tapi aku melihatnya sebagai bentuk kebahagiaan. Pada saat itu aku senang karena telah membanggakannya. Sumber inspirasiku yang membuatku menjadi sosok seperti sekarang ini.
            Kalau aku ditakdirkan merasakan jatuh cinta lagi, aku ingin merasakan cinta yang serupa dengan cintaku pada Mama. Walau sering berbeda pendapat, kita tidak pernah membenci. Walau pernah bertengkar hebat, sejam kemudian kita bisa bersenda gurau lagi. Walau pergi jauh dalam jarak ratusan kilometer, kita akan menyempatkan diri untuk kembali.
            Terima kasih untuk kasih sayang tak terhingga, Mama. Semoga aku bisa jadi sosok tegar sepertimu, yang selalu ceria walaupun begitu banyak beban yang harus Mama hadapi. Terima kasih sudah mengenalkanku pada buku hingga bisa membawaku menggapai pada mimpi-mimpi yang awalnya tidak pernah kukira akan tergapai. Terima kasih karena membuka jalan masa depanku

            Aku sayang Mama dulu, sekarang, dan untuk selamanya.


Wednesday, 27 December 2017

Resolusi di Tahun 2018? Nggak Ada Tuh o(^▽^)o



Menjelang akhir tahun, biasanya suka ditanyain soal resolusi untuk tahun 2018. Cuma saya pasti langsung jawab “nggak ada tuh,” sambil nyengir. Lalu orang yang nanyain bakalan mikir saya ini pasti orangnya nyantai banget. Padahal mah iya sih, saya orangnya nyantai kayak orang-orang yang lagi berjemur di pantai (*≧ω≦). Sebenarnya itu terserah orang-orang mau membuat resolusi atau tidak, tapi akan lebih baik resolusi itu dibuat biar kita sendiri ada acuan dan jadi lebih semangat dalam menjalankan hari-hari yang cukup panjang.
            Di balik jawaban ‘nggak ada tuh o(^^)o,’ yang saya lontarkan, tentu ada rencana yang saya maksudkan. Boleh banget lho disimak, siapa tahu bisa menambah semangat yang membacanya.
            Di tahun 2018 ini, semoga saya….

1. Nggak ada tuh sering ngeluh( ^.^)

            Ngeluh adalah hal yang sering saya lakukan jika target nggak tercapai (akhirnya berani buka kartu haha). Dan di tahun 2018 saya mencoba buat lebih pasrah kalau kejadiannya kayak gitu. Biar badan saya bisa bekerja sebagaimana mestinya. Kemarin saya gagal tes CPNS di bagian terakhir, dan akibatnya fatal karena di hari yang sama, guru menulis saya memberikan kerjaan nulis skenario sepuluh scene. E,h gara-gara keluhan-keluhan yang bersarang di otak saya akibatnya saya salah nulis scene (゚Д゚;)Pokoknya sering ngeluh itu nggak baik buat diri sendiri dan ada dampaknya ke orang lain juga. Makanya saya bakal mengganti keluhan dengan sering tersenyum, biar sebenernya di dada ini nyesek banget karena gagal haha.
 
2. Nggak ada tuh ragu-ragu lagi belajar bahasa Jepang ( ^.^)ノ゚

            Umur 10 tahun saya udah mulai belajar bahasa Jepang secara otodidak. Terus sekarang jago nggak bahasa Jepang-nya? Nggak! ( ̄∇ ̄*). Awalnya menghafal Hiragana dan Katakana nggak ada masalah. Tapi pas ngeliat huruf kanji rasanya pengin ngelempar meja џ(ºДºџ). Dan kemudian berhenti total selama hampir sepuluh tahun karena nggak ada kemajuan berarti. Sampai awal Juli lalu tiba-tiba kesambet lagi buat belajar bahasa Jepang. Akhirnya sekarang saya pasang target, nggak ada keraguan lagi. Memang ada yang ingin saya gapai dengan bahasa ini, yang jelas bukan buat keren-kerenan dan suka aja wkwk. Saya belajar otodidak karena selama belajar bahasa pun cara ini emang yang paling ampuh. Mudah-mudahan saya bisa lulus JLPT N4 di 2018. Ganbarimasu! (Saya akan berjuang sebaik-baiknya)

3. Nggak ada tuh nggak nulis walau sehari ( ◜◒◝ )

            Nggak nulis sehari aja itu hidup jadi hampa, gelisah, dan bawaannya pengin marah-marah terus. Biasanya job nulis saja itu jadwal hebohnya cuma di Senin sampai Jumat. Makanya Sabtu dan Minggu suka saya manfaatin minimal nulis diari, nulis terjemahan buku atau komik yang saya baca, dan juga nulis artikel yang diikutkan buat lomba. Pokoknya tiada hari tanpa menulis. Menulis bagi saya itu udah kayak makanan. Harus dilakukan setiap hari biar nggak baperan ^o^.

4. Nggak ada tuh disebut sebagai jomlo lagi (´∀`)
  
          Penginnya sih langsung menikah nggak pakai pacaran. Target yang sebenarnya susah dilakukan karena dari dulu sering ada keraguan di hati saya dan mencari orang yang bersedia juga sih ( ̄∇ ̄*). Maka dari itu saya harus bisa menghilangkan keraguan di hati saya dulu. Proses mencarinya mungkin nggak bisa saya ungkapkan di sini hwehehe. Saya percaya menikah itu membawa kebaikan, apalagi kalau diniatkan untuk menyempurnakan separuh agama. Karena itu saya akan terus berusaha dan selalu berpikir positif pada-Nya. Siapa pun kamu, saya percaya kamu adalah orang yang terbaik yang dikirimkan oleh-Nya untuk saya. Kamu nyasarnya jangan lama-lama dong. Saya masih berada di tempat yang sama, setia menanti #halah.

5. Nggak ada tuh ngurangin stok bacaan (≧▽≦)

            Saya sebenarnya menyesal cuma baca sekitar 70-an buku di tahun 2017, itu pun udah termasuk kategori komik wkwk. Buat saya membaca adalah hal yang ampuh untuk menambah wawasan. Membaca juga bikin pikiran lebih fresh karena itu mampu menghilangkan stres dalam sekejap. Makanya untuk tahun 2018 saya nggak ada lagi ngurangin stok bacaan. Rencananya balik lagi punya target membaca seratus buku seperti di tahun 2016. Semoga bisa terpenuhi.

6. Nggak ada tuh jarang ikutin lomba nulis walau keseringan kalah (¬д¬)

            Jadi di tahun 2017 ini saya ada ikutan lomba nulis lebih dari tujuh lomba, tapi nggak ada yang jadi juara (TдT). Ya, emang nggak rejekinya. Tapi saya nggak akan ngurangin intensitas saya ikutan lomba nulis walaupun keseringan kalah dari menangnya. Hal yang memotivasi saya adalah tahun 2015 lalu saya pernah ke Korea Selatan gratis dari lomba menulis yang saya ikuti. Menulis ternyata memang bisa membuat kamu berada di tempat yang belum pernah kamu jangkau sebelumnya. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini atas izin-Nya. Maka dari itu saya bakal sering ikutan lomba nulis yang saya minati. Saya yakin dengan banyak kegagalan yang saya lalui, satu kemenangan bisa menghapus kesedihan itu. Kira-kira menulis bisa membawa saya ke mana lagi ya? Saya pun penasaran hehe.

7. Nggak ada tuh nunda permintaan orangtua ٩(◦`´◦)۶

            Saya sampai sekarang masih tinggal di rumah orangtua, nungguin si doi yang nyasar terus di luar sana nggak balik-balik haha. Di keseharian saya, orangtua saya suka minta tolong saya nyuci piring, nyuci baju, ambilin jemuran, masakin air, yang sebenarnya saya lakukan, tapi sering saya tunda-tunda. Alasannya karena ada yang lagi saya kerjain, tapi sebenarnya karena males juga sih (emang saya rese -.-). Padahal orangtua saya bukan orangtua yang sering menuntut macam-macam. Masa hal-hal sepele di atas bisa saya malas kerjakan? Maka dari itu, saya akan mencoba untuk langsung melakukan permintaan mereka. Ini bakti sederhana yang saya lakukan kepada orangtua.

8. Nggak ada tuh yang namanya sakit-sakitan

            Alhamdulillah sampai sekarang saya belum pernah merasakan dirawat di rumah sakit dan mudah-mudahan nggak pernah :’D. Akhir tahun 2017 ini memang luar biasa, cuacanya silih berganti, dari panas ke dingin, dari dingin ke panas, pokoknya nggak jelas deh. Dan ini pernah membuat saya tepar seharian karena demam. Kalau udah sakit rasanya habis deh, saya paling nggak tahan jadi orang yang nggak produktif. Karena itu di 2018 saya akan lebih jaga kesehatan. Caranya:

  1. Mengatur pola makan, nggak makan terlalu banyak, nggak terlalu sedikit juga.
  2. Perbanyak konsumsi sayur-sayuran dan buah, atau yang lebih simpelnya minum vitamin.
  3. Nggak begadang, untungnya saya ini suka tidur jadi jarang begadang. Saya begadang kalau ada kejar deadline skenario aja.
  4. Bangun pagi, habis Subuh nggak tidur lagi, walaupun saat itu termasuk hari libur. Saya sudah melakukan hal ini bertahun-tahun lalu, jadi sampai sekarang Alhamdulillah udah jarang tidur habis Subuh.
  5. Kurang-kurangin kepo sama kehidupan orang lain, walaupun risikonya dianggap kurang gaul gara-gara nggak update sama berita gosip wkwk. Biar hati lebih tenang. Hati yang tenang bisa membuat raga jadi lebih sehat.
9. Kalau tiba-tiba sakit, nggak ada tuh nggak minum Theragran-M (´∀`ヽ)

            Wah saya baru tahu ada sebuah produk yang bentuknya mini, tapi punya manfaat yang banyak banget untuk tubuh. Namanya Theragran-M, vitamin yang bagus untuk mempercepat masa penyembuhan. Siapa saja bisa mengonsumsinya, dan paling oke diminum oleh mereka yang sakit, tapi sembuhnya lamaaaa banget. Nggak percaya? Ini lho keunggulan Theragran-M yang nggak diragukan lagi.

>> Theragran-M sudah ada sejak 40 tahun lalu. Khasiatnya yang luar biasa membuat para dokter meresepkannya. Karena sudah ada sejak lama, sudah pasti bukan sembarangan vitamin.
>> Kandungan vitamin dan mineralnya banyak banget! Ada Magnesium, Zinc, Vit A, Vit B, Vit C, Vit D, Vit E, dan masih banyak lagi. Semua itu tersimpan hanya di satu kapsul. Ajaib, kan?
>> Cocok untuk masa penyembuhan berbagai jenis penyakit yang membutuhkan daya tahan tubuh yang luar biasa. Karena pas lagi sakit, pasti daya tahan tubuh berkurang drastis. Kalau sakit jangan lama-lama, please :(. Pasti banyak yang  mengkhawatirkan kita, jadi kita harus tetap semangat untuk sembuh dan jangan lupa mengonsumsi Theragran-M.



Melihat keunggulan Theragran-M, saya nggak ragu lagi milih multivitamin tersebut untuk meningkatkan daya tahan tubuh saya, terutama ketika sedang sakit. Selain itu, Theragran-M ada label halal-nya lho, jadi sangat aman untuk dikonsumsi. 



Saya yakin dengan Theragran-M, misi resolusi 2018 saya yang ‘nggak ada tuh o(^^)o’ bisa berjalan dengan lancar. Doakan ya semua. Semoga kalian juga sukses di tahun 2018 ini. Amin

Emoticon dari www.smiley.cool
Sumber Theragran-M www.theragran.co.id
Gambar dari koleksi pribadi, www.pixabay.com, www.freepik.com, dan,  www.canva.com  

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.

Friday, 1 December 2017

Fall For Fangirl oleh Pretty Angelia dan Daisy Ann (Grasindo, 2017)

Assalammu’alaikum, Guys.
Alhamdulillah target buat nerbitin buku setahun sekali tercapai. Tahun ini ada novelku yang terbit judulnya Fall For Fangirl :D. Novel ini aku tulis barengan sama Daisy Ann. Setting-nya di Korea Selatan. Sudah tersedia di seluruh toko buku Indonesia.
Novel ini novel keduaku bersetting Korea setelah Dae-Ho’s Delivery Service. Penasaran sama ceritanya? Yok dibaca sinopsisnya ^^.



Judul              : Fall For Fangirl
Penerbit          : Grasindo
Harga             : Rp. 50.000,-

Sinopsis          :
“Perasaanku ini tidak ada matinya. Kalau tidak dengan Dae-Hyun Oppa, aku mau menjomblo saja seumur hidup!”

Kim Sara memang sudah gila. Ia rela menolak cinta banyak lelaki di kampusnya hanya karena ia tergila-gila pada Choi Dae-Hyun, penyanyi solo terkenal yang sedang tur di Amerika. Ia tak peduli harus dikata-katai sebagai fangirl gila atau penggemar tidak tahu diri.
Ia sudah bertekad akan mengutarakan perasaan tak warasnya itu ketika diadakan fanmeeting begitu Choi Dae-Hyun kembali ke Korea sebelum ia merilis single comeback-nya.
Tapi bukannya bertemu Dae-Hyun, ia malah bertemu dengan Lee Haneul, ‘penggemar’ barunya. Jika ia biasa ditembak lelaki keren, Haneul lebih cocok dikatakan sebagai mimpi buruk. Namun laki-laki klimis satu ini mengaku ayahnya bekerja di dunia agensi, dengan kata lain, pria ini bisa membantu Sara makin mendekat dengan bias-nya. Berjanji akan membantu Sara mengejar Dae-Hyun, Haneul menempel pada Sara bak bayangan gadis itu.
Karena nyatanya, cinta tak mengenal istilah ‘tidak tahu diri’.