Saturday, 19 September 2015

[Review Novel] When We Were Orphans oleh Kazuo Ishiguro



Keterangan lengkap:
Judul : When We Were Orphans
Penulis : Kazuo Isihiguro
Alih bahasa : Linda Boentaram
Tebal halaman : 414
Penerbit : Elex Media Komputindo
Elex Media

Sinopsis
            Lahir pada awal abad 20 di Shanghai, Christopher Banks menjadi yatim piatu diumurnya yang ke 9 tahun.
            Lalu 20 tahun kemudian ia menjadi sosok terkenal di London. Ia menjadi seorang detektif. Namun keahlian investigasinya tidak mampu memecahkan misteri penculikan yang dialami orang tuanya.
            Banks pun kembali ke Sangai dan mencari jejak demi jejak orang tuanya yang tersisa, namun ketika itu Shanghai pun tengah bergolak karena terjadi perang di sana.

Thursday, 17 September 2015

[Review Novel] Kota Lama dan Sepotong Cerita Cinta


Keterangan lengkap:
Judul : Kota Lama dan Sepotong Cerita Cinta
Penulis : Herdiana Hakim
Editor : Alit Tisna Palupi dan Jia Effendie
Jumlah halaman : 304
Penerbit : Gagas Media
Gagas Media
Sinopsis:
            Jika hidup mengecewakanmu apa yang akan kau lakukan? Jenny Ayu Maharani memilih melarikan diri. Sejauh mungkin.
Ternyata, semesta berkata lain. Ia tidak hanya melintas jarak, tetapi juga waktu, ke sebuah kota lama bernama Jepara. Saat puncak karier dan kebahagiaan sudah di depan mata, Jenny mendapati dirinya terpuruk ke lubang terdalam. Segala harapannya padam.
Di tengah kekalutan itu, ia bertemu dengan Diana Dianika, pengagum Raden Ajeng Kartini yang seolah bisa membaca pikirannya. Bersama Diana, ia melarikan diri dari realitas rumit yang membelit. Namun, entah bagaimana, alunan suara ganjil tiba-tiba saja melemparkan Jenny melintasi tempat dan waktu—bertemu dengan sang Putri Jepara.
Dua perempuan berbeda masa pun seakan ditakdirkan bertemu, berbagi kisah tak pernah using, tentang hidup, cinta, dan impian. Ketika masa lalu lebih indah dari masa kini, haruskah Jenny kembali?

Gimana dengan sinopsisnya? Menarik, bukan? Novel ini akan membawa kita ke kota Jepara yang terkenal dengan seni ukirnya, juga menjadi kota yang dikenang sebagai tempat kelahiran Raden Ajeng Kartini.
Tokoh utamanya bernama Jenny, adalah perempuan yang sangat mendedikasikan dirinya terhadap pekerjaan dan punya IQ di atas rata-rata. Ia dibesarkan sendirian oleh ibunya yang merupakan pengusaha toko roti ternama di Bogor. Hal inilah yang menjadikan watak Jenny persis seperti ibunya yang pekerja keras dan mandiri.
Namun, segalanya berubah ketika Jenny harus menerima kenyataan karier yang selama ini ia inginkan tidak diberikan padanya. Lalu ibunya jatuh sakit. Jenny ingin lari dari semua masalah itu. Ia lalu bertemu dengan Diana Dianika, teman kantor dari bagian HRD-nya yang baru ia temui hari itu. Ia pun mengambil cuti dan bersama Diana mengadakan tur napak tilas ke kota kelahiran Raden Ajeng Kartini.
Di sana Jenny mendapatkan pengalaman yang tidak akan ia lupakan seumur hidupnya. Ia terlempar ke masa lalu dan tinggal di rumah Kartini. Lalu bagaimana kisa Jenny selama ia terlempar ke masa lalu itu? Kamu bisa menemukannya lengkap di novelnya ^^.
 Saya menikmati novel ini karena saya memang suka novel berbau sejarah. Setting Jeparanya juga di bagian masa kini dan masa lalu cukup lengkap, menandakan penulisnya melakukan risetnya secara mendalam.
Saya juga jadi punya gambaran tentang kehidupan Kartini di masa lalu. Wah, ternyata beliau memang pantas mendapatkan predikat pahlawan nasional. Kartini memang dilahirkan dari keturunan bangsawan Jawa, tapi ia sangat merakyat dan peduli sama mereka. Ia mempromosikan hasil ukir masyarakat Jepara ke Belanda sehingga para seniman di sana dibayar dengan layak. Ia ingin perempuan juga mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki, terutama dalam pendidikan, hal ini diwujudkan Kartini dengan membangun sekolah khusus perempuan yang menampung beberapa murid. Pasalnya perempuan anak dari bangsawan saja ketika itu hanya diperbolehkan sekolah hingga lulus Sekolah Dasar.
Oh ya, saya juga jadi tahu ternyata Kartini itu perempuan cerdas. Ayahnya membebaskannya membaca buku apa saja. Ia juga mahir berbahasa Belanda karena itu sering surat-suratan dengan teman penanya yang ada di Belanda. Pemikirannya kala itu terbilang langka dan modern, maka dari itu Kartini juga sering dicemooh karena berbeda dari perempuan-perempuan yang ada di masanya.
Salah satu quotes yang saya suka di novel ini:
Nostalgia is like a grammar lesson. You find the present tense and the past perfect.
Kalau kamu menonton film biasanya menemukan cerita time travel berbau romance, thriller, mystery, dan segala macamnya, di novel ini kamu bisa menemukan sejarah yang belum pernah kamu tahu sebelumnya.
Di Goodreads saya memberikan rating 4 dari 5, soalnya saya memang terkesan dengan novel ini. Buat kamu yang tertarik baca bisa dapetin novelnya di toko buku terdekat ya!.

Friday, 4 September 2015

Di Balik Layar Dae-Ho's Delivery Service



Assalammu’alaykum, Guys.
Rasanya masih nggak percaya novel saya ini menjadi pemenang utama lomba menulis fiksi dewasa ‘Korea dalam Kata dan Rasa’ PSA 3 yang diadakan oleh Grasindo. Saya memang sebelum-sebelumnya suka ikutan lomba nulis novel dari berbagai penerbit. Tapi boro-boro menang jadi juara pertama, jadi naskah terpilih aja saya nggak pernah masuk :’D.
Judulnya Dae-Ho’s Delivery Service. Sekilas kayak tukang pengantar makanan ya? Hehe. Bukan, Dae-Ho itu pengantar surat. Idenya saya ambil dari anime (judulnya saya lupa). Jadi di anime itu ada tukang pos yang suka nyasar nganterin surat, dia cuma bisa kirim beberapa surat ajah setiap harinya. Namun dia sangat suka dengan pekerjaannya pas melihat wajah bahagia para penerima surat. Dae-Ho bukan pengantar surat biasa, karena dia bukan sekadar mengantarkan surat. Ada perbedaan Dae-Ho dengan para tukang pos yang ada di dunia ini. Nanti bisa kalian temukan di novelnya ^^.
Tadinya juga Dae-Ho ini orang Indonesia hoho. Namanya Roeslan Hidayat, biasa dipanggil Roe. Dae-Ho itu karakternya anak mami banget, dia dimanjain soalnya sama mamanya hehe. Karena dia anak mami banget, dia juga suka nyuci baju, nyuci piring, ngepel di rumah. Dae-Ho punya adik perempuan yang bawel, namanya Cho-Hee. Cho-Hee ini kalau permintaannya nggak diturutin ibunya, Dae-Ho pun yang bakal turun tangan buat nurutin permintaan adiknya itu. Jadi Dae-Ho juga adalah kakak yang baik.
Selain Dae-Ho, saya mengirimkan naskah novel lain ke ajang PSA3 Grasindo ini, genre romance dan drama banget agak gelap karena berbau psikologi, saya sebenarnya nggak terlalu yakin naskah itu bakal masuk jadi minimal naskah terpilih. Soalnya saya memang payah ngebuat cerita romance, bukannya romantis jadinya malah ngedrama :’D. Pas saya tahu PSA3 diperpanjang akhirnya saya mengedit naskah Roe jadi naskah Korea. Saya ganti semua nama dan setting. Waktu itu draft awalnya udah selesai. Tapi nggak mudah juga ngeditnya.
Saya harus berkutat dengan internet buat mencari setting yang pas dengan konteks cerita saya itu. Saya juga jadi belajar bahasa Korea yang simpel-simpel hehe. Terus kebiasaan-kebiasaan di sana apa saja. Saya mengandalkan Wikipedia, artikel, youtube, dan foto-foto. Soalnya di novel saya ada sekitar 7 kota besar dan kecil di Korea Selatan.
Pengetahuan saya tentang Korea Selatan sebenarnya sangat minim. Saya belum bisa dibilang sebagai K-Popers sejati, meski saya sering dengerin lagunya DBSK, JYJ, 4Men, Super Junior. Drama Korea Selatan yang saya tonton dari awal episode hingga akhir juga cuma dua, Secret Garden sama Endless Love, dua-duanya saya favoritkan banget >.<. Saya lebih sering nonton film-film Korea, yang paling saya suka itu Terror Live. Jadi, awalnya nggak percaya diri juga ikutan lomba nulis PSA3 ini.
Novel Dae-Ho adalah draft novel keenam yang saya tulis, dan menjadi novel kedua saya yang terbit. Paling cepat proses terbitnya, saya cuma nunggu waktu 5 bulan aja. Saya sangat speechless :D.
Saya tahu saya memenangkan kompetisi ini pas ada beberapa teman Facebook yang tag nama saya. Selama beberapa menit saya melihat layar laptop, mikir ini tuh nyata atau cuma mimpi aja? Baru saya melakukan sujud syukur dan nyengir2 sendiri. Saya juga susah ngungkapinnya dalam kata2 :’D.
Masalahnya ini pertama kalinya saya bakal ke luar negeri. Tadinya tahun 2014 saya hampir mau ke Mekah dan Madinah, melaksanakan umroh. Tapi ternyata memang belum waktunya, saya dapet musibah karena travel agentnya nggak amanah, yang ditipu pun bukan hanya saya, banyak ratusan jamaah lain. Jadi kalau mau umroh pakai travel agent yang terpercaya ya ^^/
Bagi saya penghargaan yang saya dapatkan ini merupakan hadiah dari Allah untuk menghilangkan kesedihan saya :’). Sebenarnya dari awal tahun 2014 lalu hingga di tahun ini pun banyak hal yang membuat saya sedih, yang membuat saya sedih pun kebanyakan dari orang-orang terdekat saya. Mungkin banyak yang mengira saya baik-baik saja, sebenarnya saya jarang curhat di sosial media juga sih :’D. Salah satunya saya yang nggak jadi umroh itu, padahal udah banyak yang titip doa #curcoldikit.
Saya jadi inget percakapan saya sama sahabat saya Gita. Saya waktu itu curhat karena ternyata saya memang nggak punya kesempatan sama si dia yang saya suka dari pertengahan 2014 lalu. Saya minta doa ke Gita supaya saya bisa ke Korea Selatan mengobati patah hati saya, saya iseng bilang: semoga aja dapet lelaki soleh dari Korea Selatan
Dan sahabat saya Gita bilang seperti ini:
Lu mikirnya jauh banget ke Korea Selatan. Lu pikir idup lu kayak di Assalammu’alaikum Beijing? Udah lu santai aja, pasti ada hikmahnya dengan semua ini. Fokus sama karir menulis lu. Nggak usah jauh-jauh mikir ke Korea Selatan, di Indonesia masih banyak lelaki soleh kok.
Jadi, pas saya bilang ke Gita kalau saya bakal ke Korea Selatan beneran di beberapa minggu setelah saya curhat kek gitu, Gita bilang gini:
Seriusan lu? Hebat banget lu! Doa lu dikabulin Allah!
Saya pun masih nggak percaya doa saya itu dikabulkan Allah. :’D
Saya berharap semoga novel ini bisa diterima oleh para pembaca di Indonesia. Semoga novel ini menghibur dan menginspirasi pembacanya. Genre-nya saya masukan ke dewasa karena jalan ceritanya yang agak rumit, temanya tentang keluarga. Dan ini pesan si Dae-Ho untuk kalian semua ^^:
Di dunia ini semua orang pasti akan memainkan drama yang sebenarnya tidak pernah ingin ia pentaskan, namun sebenarnya ia sendiri yang punya kendali untuk menjadikan ending drama itu sesuai dengan keinginannya – Han Dae-Ho

Dae-Ho's Delivery Service Diterbitkan oleh Grasindo (Kompas Gramedia Group)

Assalammu’alaykum wr wb.
Saya mau bagi-bagi informasi novel saya yang insya Allah bakal terbit tanggal 14 September 2015. Temanya tentang keluarga, setting di Korea Selatan. Langsung saja deh, di bawah ini informasi lengkap tentang novel saya ^^/


Judul : Dae-Ho’s Delivery Service
Harga : 48.000
Tebal halaman : 226
Terbit tanggal : 14 September 2015
Sinopsis :
Han Dae-Ho memutuskan tinggal sendiri di Seoul setelah ia mengetahui bahwa ia bukanlah anak kandung dari kedua orang tua yang ia sayangi.
Dua bulan setelah menetap di Seoul, Dae-Ho mendapatkan pekerjaan sebagai pengantar surat. Dae-Ho akhirnya tahu ia bukanlah pengantar surat biasa.
Choi Hyun-Ki, bosnya, menyuruhnya menjamin bahwa si penerima surat membaca surat itu.
Karena surat-surat itu adalah surat yang tidak pernah disangka akan didapatkan si penerima....
Dae-Ho sangat menikmati pekerjaannya. Meski begitu ia tetap sulit melupakan keluarganya. Termasuk Hana, gadis blasteran Korea dan Amerika Serikat yang sangat disukainya. Semakin Dae-Ho lari dari masa lalunya, masa lalu itu ternyata tiba-tiba datang di hadapannya.
Dae-Ho pun bertanya-tanya, mengapa ia memerankan sebuah drama yang tidak pernah ingin dilakoninya ini?